Tragedi Burung Gereja Di China (Kala Pemimpin salah ambil Kebijakan)
Burung Gereja (nama Latinnya adalah Sparrow) merupakan jenis Burung pipit yang mudah ditemui dimana mana. Burung yang lazim berbulu abu abu ini terkenal sebagai burung yang sangat jinak dan tidak takut terhadap manusia. Burung ini berasal dari daratan Eropa,Afrika dan Asia, Namun berkat campur tangan Manusia Bisa tersebar hampir di seluruh Dunia.
Pada Masa lalu, di China, tepatnya pada masa Pemerintahan Mao Ze Dong (1958) burung gereja menjadi musuh dari Pemerintah China. Hewan yang mungil ini dituduh sebagai penyebab berkurangnya biji bijian pangan di negara Komunis tersebut. Bersama Nyamuk, lalat dan Tikus, Burung gereja dianggap hama yang wajib untuk dibasmi. Jika nyamuk divonis sebagai penyebab Malaria, Tikus menyebabkan penyakit Pes, lalat dianggap pengganggu dan menyebalkan, maka Burung Gereja dianggap pencuri yanbg bisa mengganggu ketahanan Ekonomi China.
Maka Dimulailah tragedi Burung Gereja Di China. Orang orang dikerahkan untuk membasmi Burung yang malang ini, Burung burung ini di takut takuti dengan genderang supaya mereka mati kelelahan karena tidak bisa mendarat. Pemerintah China juga melatih Pasukan Khusus yang bisa menembak Burung Gereja saat Di Udara. Sarang Burung Gereja dihancurkan, telur dan anakannya dimusnahkan . Kekejaman terhadap burung tersebut terjadi dalam setahun (1958)..
China Akhirnya mendapatkan Efek dari kebijakan tersebut. Tahun berikutnya China mengalami Horor Yang Hebat. Panen Gagal karena Serbuan Hama Belalang. Burung Pipit ternyata Predator alami bagi Hama yang satu ini. Ketiadaan si Pipit membuat Belalang Leluasa merusak Pertanian China.Bom waktu berupa kelaparan pun Meledak, China menjadi salah satu Negara yang kalah oleh Alam. Pemerintah Mencatat Lebih kurang 15 Juta Orang Meninggal karena Tragedi Tersebut, Namun para Ahli meyakini lebih dari 78 juta jiwa yang harus melayang. China berusaha menutup nutupi kejadian tersebut .Hal ini dikarenakan adanya Kecurigaan munculnya Kanibalisme pada Masa Itu. Salah satu Jurnalis Tiongkok Yang Jhiseng Berusaha untuk mengungkapkan namun Bukunya Dengan Cepat Dilarang.
Mao kemudian Meralat Kebijakannya dan Memerintahkan Untuk Berhenti memburu Burung Gereja. Menggantinya dengan Kampanye membasmi Kutu Busuk.Namun, Selama tahun Tahun keberikutnya Hasil Panen masih Menurun Tajam.
Buntut Bali 3 Februari 2023
Sumber bacaan : Wikipedia: the Vintagenews:mongabay: